Minggu, 29 April 2012

Teknik Radiografi Ossa Cruris

OSSA CRURIS
Ossa cruris biasa disebut tungkai bawah, didalam tungkai bawah terdapat 2 tulang yaitu os tibia dan os fibula,

tibia ini akrab dikenal sebagai tulang kering. "Tibia" adalah kata Latin yang berarti baik tulang kering dan seruling. Diperkirakan bahwa "tibia" mengacu pada baik tulang dan alat musik karena seruling pernah kuno dari tibia (hewan).

fibula ini berjalan bersama tibia. Kata "fibula" adalah kata Latin yang menunjuk jepit atau bros. fibula itu disamakan dengan orang dahulu ke gesper memasangnya ke tibia membentuk bros.<!--more-->

Proyeksi AP
Posisi pasien : posisikan duduk / supine diatas meja pemeriksaan.
posisi objek : ossa cruris yang akan difoto di atur AP dgn melihat malleolus latelaris dan malleolus medialis berjarak sama terhadap kaset. atur tubuh pasien sehingga pelvis tidak rotasi.
CP : Pertengahan Os Cruris dengan batas atas knee joint dan batas bawah angkle joint
CR : Tegak lurus bidang kaset
FFD : 90 cm
Ukuran kaset : 30 x 40 cm atau 35 x 43 cm memanjang dibagi 2 (Proyeksi AP dan Proyeksi Lateral)

Kriteria gambaran
  • Gambaran memperlihatkan kedua persendian dalam satu film. (batas atas knee joint dan batas bawah angkle joint)
  • Kedua persendian tidak mengalami rotasi ( knee joint dan angkel joint )
  • Artikulo tibia dan fibula tampak overleping sedang.
  • Detail dan softissue baik ( gambaran organ baik )
  • Tampak marker R atau L pada sisi bawah film sebagai penanda objek sebelah kiri atau kanan
  • Tampak label sebagai penanda identitas pasien


Proyeksi Lateral 
Posisi pasien :  pasien supine di atas meja pemeriksaan.
posisi objek : 
  1. Pasien posisikan supine diatas meja pemeriksaan lalu perlahan posisikan tubuh pasien pada posisi  lateral atau sedikit oblique dengan kaki yang tidak diperiksa melangkahi kaki yang diperiksa, dengan tujuan untuk mendapatkan os cruris yang true lateral dan kenyamanan pasien. 
  2. ossa cruris yang akan di foto diatur true lateral dengan bagian lateralis menempel pada kaset.
  3. kedua sendi tercangkup dalam 1 film (knee joint dan angkle joint) 
  4. Untuk tambahan, gunakan spon atau sandbag agar mencegah pergerakan pada objek 
  5. Lindungi area gonad pasien dengan menggunakan apron atau gonad shield.
CP : Pertengahan Os Cruris dengan batas atas knee joint dan batas bawah angkle joint
CR : Tegak lurus bidang kaset
FFD : 90 cm
Ukuran kaset : 30 x 40 cm atau 35 x 43 cm memanjang dibagi 2 (Proyeksi AP dan Proyeksi Lateral)

Kriteria gambar :  
  • Gambaran memperlihatkan kedua persendian dalam satu film. (batas atas knee joint dan batas bawah angkle joint) 
  • Tampak Artikulo tibia dan fibula pada posisi lateral dan sedikit overlaping 
  • Detail dan softissue baik ( gambaran organ baik )  
  • Tampak marker R atau L pada sisi bawah film sebagai penanda objek sebelah kiri atau kanan 
  • Tampak label sebagai penanda identitas pasien



Catatan : jika dalam satu kaset digunakan dua gambaran. Sisi yang tidak terekspos harus ditutup dengan Pb. Agar tidak terkena radiasi hambur. Radiasi hambur yang dihasilkan akan tampak dalam fosfor imajing plate. Sehingga akan menyebabkan artefak pada kedua sisi film atau kaset.

Contoh gambaran klinis fraktur dua gambar satu film.

 
Read More →Teknik Radiografi Ossa Cruris

Teknik Radiografi Os Calcaneus

1. Anatomi Os. Calcaneus

Os calcanues atau os calcis adalah bagian dari tulang Tarsal terbesar dan terkuat. Sumbu panjangnya terletak posteroanterior dari kaki. Pada permukaan anterior mempunyai permukaan sendi yang berbentuk cembungcekung untuk bersendi dengan os cuboideum yang mempunyai permukaan post yang kasar. Permukaan dorsalis mempunyai 3 buah permukaan sendi, bagian posterior paling besar dan cembung yang permukaan bawahnya tanpa ada permukaan sendi.permukaan medialis cekung yang berlawanan dengan permukaan lateralis yang mendatar.



2. Definisi  Ilmu yang mempelajari tata cara pemeriksaan os. calcaneus dengan menggunakan sinar-x untuk menegakkan diagnosa. 

3. Klinis  
  • Kalsifikasi
  • Fracture
  • Kelainan patologis
4. Persiapan Pemeriksaan
  • Persiapan Pasien 
Bebaskan daerah calcaneus dari benda-benda logam

  • Persiapan Alat
    • Pesawat Sinar -X
    • Marker
    • Kaset dan film (18 x 24 cm)
    • Alat Fiksasi
    • Load Pembagi
5. Proteksi Radiasi
  • Gonad shield
  • Apron
  • Batasi lapangan penyinaran


6. Teknik Pemeriksaan
  • Proyeksi Axial (Plantodorsal)
    • Posisi Pasien :  Pasien supine atau duduk di atas meja pemeriksaan dengan kaki diekstensikan
    • Posisi Objek : Pedis diletakan vertikal di atas kaset horizontal. Jari-jari kaki full ekstensi dengan ditarik kain supaya tidak superposisi dengan calcaneus.
    • Central Ray : 40° Cranialli
    • Central Point : Metatarsal III
    • Krteria Gambar : 
      Tampak gambaran axial os calcaneus terutama daerah tuberositas, sustentaculum tali dan processus trochlear.
  • Proyeksi Axial (Dorsoplantar)
    • Posisi Pasien : Pasien prone diatas meja pemeriksaan.
    • Posisi Obyek : Kaki pasien diletakkan diatas tumpukan sandbag/bantal sehingga daerah plantar Os Pedis menempel pada kaset yang vertikal.
    • CR : 40° Caudally 
    • CP : Permukaan dorsal ankle.
    • Kriteria gambar : Tampak gambaran proyeksi axial Os Calcaneus dan daerah subtalar joint.

  • Proyeksi Lateral (Mediolateral)

    • Posisi Pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan.
    • Posisi Obyek : Os Pedis diletakkan true lateral dengan sisi lateral menempel pada kaset. Kaset diletakkan horisontal diatas meja pemeriksaan.
    • CR : Vertikal / tegal lurus kaset.
    • CP : 2,5 cm distal malleolus medialis.
    • Kriteria gambar : Tampak gambaran lateral Os Calcaneus
  • Proyeksi Lateromedial Oblique(WEIGHT-BEARING METHOD)
    • Posisi Pasien : Pasien standing-upright atau berdiri tegak.
    • Posisi Obyek : Salah satu pedis diletakkan diatas kaset. Kaset horisontal.
    • CR : Dari arah lateral ke medial 45° 
    • CP : Malleolus lateralis 
    • Kriteria gambar : Tampak gambaran calcaneus, tuberositas calcaneus.
Catatan :
Selain ke 4 proyeksi tadi di atas, pada pemeriksaan radiografi calcaneus, juga terdapat proyeksi untuk pemeriksaan subtalar joint, yakni sbb :
  • Subtalar joint
    • Os Calcaneus memiliki 3 permukaan : 
      • Permukaan anterior.
      • Permukaan medial.
      • Permukaan posterior.
    • Permukaan superior bersendi/berhubungan dengan bagian inferior Os Talus ► Subtalar (Talo-calcaneus Joint). 
    • Proyeksi pada bagian ini akan menggambarkan persendian anterior dan posterior) 
  • SUBTALAR JOINT PROYEKSI PA AXIAL OBLIQUE ► Lateral Rotation 
    • Posisi Pasien : Pasien tidur miring (lateral) pada sisi yang akan difoto. Kaki yang tidak difoto difleksikan didepan tubuh agar lebih nyaman.
    • Posisi Obyek : Kaki yang akan difoto diekstensikan. Pedis diposisikan PA Oblique, 25° pada sisi lateral.
    • CR : 5° anterior dan 23° caudal 
    • CP : Ankle Joint 
    • Kriteria gambar :
      Tampak gambaran persendian medial dan posterior dari Subtalar Joint. Dan tampak gambaran sinus tarsi.

       sumber
Read More →Teknik Radiografi Os Calcaneus

Teknik Radiografi Ankle Joint

•    Proyeksi AP
Posisi pasien    : pasien supine di atas meja pemeriksaan
Posisi obyek    : bagian pertengahan ankle di posisikan pada pertengahan kaset dengan jari-jari   kaki   menghadap ke atas.
CP                    : vertikal tegak lurus terhadap kaset
CR                   : pada pertengahan dari kedua malleolus (medial malleolus dan lateral malleolus)
FFD                 : 90 cm


•    Proyeksi Mortise View
Posisi pasien    : pasien supine di atas meja pemeriksaan
Posisi objek     : bagian pertengahan ankle diposisikan pada pertengahan kaset kemudian kaki dirotasikan ke arah dalam (endorotasi) sebesar 15o . Hal ini di maksudkan supaya ketinggian lateral malleolus sejajar dengan medial malleolus.
Central point    : vertikal tegak lurus terhadap kaset
Central ray      : pada pertengahan dari kedua malleolus (medial malleolus dan lateral malleolus)
FFD                 : 90 cm

•    Proyeksi Lateral
Posisi pasien    : pasien duduk di atas meja pemeriksaan
Posisi objek     : tungkai kaki dari ankle joint yang akan diperiksa dirotasikan lateral sesuai dengan bagian mana yang terasa sakit. Bagian tungkai kaki yang tdk diperiksa, di fleksikan sehingga menjauhi ankle joint yang akan diperiksa. Kedua lengan tangan menempel pada meja pemeriksaan.
CR                   : vertikal tegak lurus terhadap kaset
CP                   : pada malleolus medialis
FFD                : 90 cm







Read More →Teknik Radiografi Ankle Joint

Jumat, 27 April 2012

Teknik Radiografi Ossa pedis

1. Anatomi Os. Pedis
Terdiri atas 26 tulang, yaitu :14 phalanges, 5 os metatarsal dan 7 os Tarsi. Os tarsi terdiri atas os calcaneus,os talus, os navicular,3 os cuneiform, dan os cuboid. Berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi 3 yaitu :
  • Forefoot (metatarsal dan toes),
  • Midfoot (cuneiform, navicular, dan cuboid),
  • Hindfoot  (talus/astragalus, dan calcaneus(os calcis).
Tulang kaki dibentuk dan bersatu untuk membentuk kesatuan longitudinal dan arcus transversal. Bagian permukaan anterior (superior) kaki disebut dengan dorsum atau permukaan Dorsal, dan inferior(posterior) aspek dari kaki disebut permukaan plantar. Karena ketebalan yang beragam pada anatomi kaki, maka harus kita perhatikan pemberian faktor eksposi untuk dapat menunjukkan densitas keseluruhan bagian tulang kaki.
2. Definisi
Merupakan ilmu yang mempelajari tata cara pemeriksaan os. pedis (tulang kaki) dengan menggunakan sinar-x untuk menegakkan diagnosa.
3. Klinis
  • Fracture
  • Kelainan Patologis
  • Dislokasi
4. Persiapan Pemeriksaan
  1. Persiapan Pasien
    • Daerah yang diperiksa bebas dari benda logam
  2. Persiapan Alat/Bahan
    1. Pesawat sinar-x
    2. Kaset dan film 24 x 30 cm
    3. Load pembagi
    4. Marker
  3. Proteksi Radiasi
    1. Gonad shield
    2. Apron
    3. Batasi lapangan penyinaran
5. Teknik Pemeriksaan
  • Proyeksi AP/AP Axial
    • Posisi pasien : Pasien supine. Kaki difleksikan dan telapak kaki menghadap meja pemeriksaan.
    • Posisi obyek : Telapak kaki menempel pada kaset. Kaset horizontal diatas meja pemeriksaan.
    • FFD : 90 – 100 cm
    • CR :
      • 1) 10ยบ (ke arah os calcaneus), CP: Metatarsal ke-3
      • 2) vertikal / tegak lurus kaset, CP: Metatarsal ke-3
    • Kriteria gambar : Tampak gambaran AP dari ossa metatarsal, ossa phalanx, ossa tarsal.
  • Proyeksi AP Oblique (lateral rotation)
    • Posisi pasien :  Pasien supine. Kaki difleksikan, telapak kaki menghadap meja pemeriksaan.
    • Posisi obyek : Kaki diendorotasikan membentuk sudut 30ยบ terhadap kaset pada sisi lateral.
    • FFD : 90 – 100 cm
    • CR : Vertikal / tegak lurus kaset
    • CP : Metatarsal ke-3
    • Kriteria gambar : Tampak gambaran AP oblique pada daerah ossa phalanx, ossa metatarsal. Tampak persendian os cuneiform medial dan intermedial.
  • Proyeksi AP Oblique (median rotation)
    • Posisi pasien : Pasien supine. Kaki difleksikan, telapak kaki menghadap meja pemeriksaan.
    • Posisi obyek : Kaki diendorotasikan membentuk sudut 30ยบ terhadap kaset pada sisi medial.
    • FFD : 90 – 100 cm
    • CR : Vertikal / tegak lurus kaset
    • CP : Metatarsal ke-3
    • Kriteria gambar : Tampak gambaran AP oblique pada daerah ossa phalanx, ossa metatarsal. Tampak persendian os cuboideum dan os calcaneus serta daerah persendian os cuneiform lateral.
  • Proyeksi PA Oblique (Medial Rotation)
    • Posisi Pasien : Pasien lateral recumbent dengan lutut difleksikan.
    • Posisi Obyek : Atur dorsal pedis pada pertengahan kaset horizontal. Rotasikan kearah medial sehingga sisi lateral pedis membentuk sudut 45ยบ terhadap kaset.
    • FFD : 90 – 100 cm
    • CR : Vertikal / tegak lurus kaset
    • CP : Pertengahan kaki pada The base of Metatarsal V
    • Kriteria gambar : Tampak gambaran PA Oblique pedis. Tampak persendian didaerah ossa tarsalia.
  • Proyeksi PA Oblique (Methode Grashey)
    • Posisi pasien : Pasien prone, punggung/dorsal pedis menghadap meja pemeriksaan.
    • Posisi obyek : Bagian dorsal pedis menghadap kaset, kaset horizontal diatas meja pemeriksaan.
      1. Diendorotasikan sehingga sisi medial membentuk sudut 30ยบ terhadap kaset.
      2. Dieksorotasikan sehingga sisi lateral membentuk sudut 20ยบ terhadap kaset.
    • FFD : 90 – 100 cm
    • CR : Vertikal / tegak lurus kaset
    • CP : Pada The base of metatarsal III
    • Kriteria gambar :
      1. Tampak gambaran PA oblique pedis. Tampak persendian metatarsal I & II bebas dari superposisi, os cuneiform medialis bebas dari superposisi dan tampak os navicular.
      2. Tampak gambaran PA oblique pedis. Tampak corpus dari metatarsal III s/d V bebas dari superposisi. Tampak tuberositas metatarsal V dan os cuboideum.
  • Proyeksi Lateral (medio lateral)
    • Catatan : *proyeksi ini sering dilakukan karena relatif lebih nyaman untuk pasien
    • Posisi Pasien : Pasien supine / duduk diatas meja pemeriksaan. Kaki yang tidak diperiksa ditekuk ke belakang.
    • Posisi obyek : Atur pedis true lateral, sisi lateral pedis menempel pada kaset horizontal. Fleksikan pedis sehingga membentuk sudut 90ยบ terhadap ossa cruris.
    • FFD : 90 – 100 cm
    • CR : Vertikal / tegak lurus kaset
    • CP : Pada The base of Metatarsal III
    • Kriteria gambar : Tampak gambaran lateral pedis dan daerah distal os tibia dan fibula.
  • Proyeksi Lateral (latero medial)
    • Posisi Pasien : Pasien supine / duduk diatas meja pemeriksaan. Kemudian untuk kenyamanan pasien, tubuh pasien diposiskan oblique (LPO/RPO).
    • Posisi obyek : Atur os pedis true lateral, sisi medial pedis menempel pada kaset horizontal. Fleksikan os pedis sehingga membentuk sudut 90ยบ terhadap ossa cruris.
    • FFD : 90 – 100 cm
    • CR : Vertikal / tegak lurus kaset
    • CP : Pada The base of Metatarsal III
    • Kriteria gambar : Tampak gambaran lateral (lateromedial) os pedis dan daerah distal os tibia dan fibula.
  • Proyeksi Lateral – (Lateromedial Methode Weight – Bearing)
    • Catatan : * Kaset diletakkan ditempat khusus untuk proyeksi metode weight bearing agar daerah longitudinal arch terproyeksi dalam film.
    • Posisi pasien : pasien diposisikan standing upright / berdiri tegak (erect pada bidang yang datar)
    • Posisi objek : kaset diletakkan diantara os.cruris dengan sisi depan kaset menghadap os.pedis yang akan difoto.
    • FFD : 90 -100 cm
    • CR : Horizontal, tegak lurus terhadap kaset
    • CP : Pada titik di atas the base of metatarsal III
    • Kriteria gambar : tampak gambaran lateromedial pedis dengan posisi weight-bearing, tampak struktur gambaran longitudinal arch os.pedis.
  • Proyeksi AP Axial (Methode Weight-Bearing)
    • Posisi Pasien : Pasien diposisikan standing-upright/berdiri tegak/erect.
    • Posisi Obyek : Letakkan kaset diatas lantai. Pasien berdiri diatas kaset. Letakkan marker sesuai dengan posisi kaki. Letakkan penggaris pengukur (skala) untuk mempermudah memposisikan kaki agar simetris.
    • FFD : 90 – 100 cm
    • CR : 10ยบ / 15ยบ kearah tumit
    • CP : pada The level of the base of Metatarsal III
    • Kriteria gambar : Tampak gambaran AP Axial os pedis kanan dan kiri.
  • Proyeksi AP Axial (Weight Bearing Composite Methode)
Posterior Angulation 15° kearah tumit.
    • Posisi pasien : Pasien standing-upright/erect.
    • Posisi obyek : Salah satu pedis pasien diletakkan diatas kaset horisontal.
    • CR : 15° kearah tumit.
    • CP : The Base of Metatarsal III
    • Kriteria gambar : Tampak gambaran pedis AP Axial.
Anterior Angulation 25° kearah phalanx.
    • Posisi pasien : Pasien standing-upright /erect.
    • Posisi obyek : Salah satu pedis pasien diletakkan diatas kaset horisontal.
    • CR : 25° kearah phalanx.
    • CP : Permukaan posterior ankle.
    • Kriteria gambar: Tampak gambaran pedis AP Axial pada bagian posterior.
 
         sumber

Read More →Teknik Radiografi Ossa pedis

Teknik Radiografi Shoulder Joint

Tujuan pemeriksaan
Untuk mengetahui struktur shoulder joint dengan proyeksi tertentu beserta kelainan yang mungkin ada pada daerah tersebut.

AP
• Film : 24 x 30cm + grid
• PP : Berdiri
• PO : Atur letak kaset sehingga coracoid processus tepat dipertengahan fil/kaset. Bahu yang diperiksa juga menempel kaset.
• CR : vertikal tegak lurus
• CP : Pada pertengahan scapulohumeral joint ( 2cm distal dari coracoid process dan 2cm dari sisi lateral).
• FFD : 100 cm

AP EKSTERNAL ROTASI
• Film : 24 x 30cm + grid
• PP : Duduk atau berdiri
• PO : Obyek yang akan di foto diletakkan di pertengahan kaset pada posisi true AP . Posisi lengan secara anatomis. Dari posisi anatomis lengan bawah dirotasi ke luar tubuh.
• CR : vertikal tegak lurus
• CP : Pada pertengahan scapulohumeral joint (2,5 cm distal dari coracoid process)
• FFD : 100 cm

AP INTERNAL ROTASI
• Film : 24 x 30cm + grid
• PP : Duduk atau berdiri
• PO : Obyek yang akan di foto diletakkan di pertengahan kaset pada posisi true AP . Posisi lengan secara anatomis. Dari anatomis lengan bawah di rotasi dalam tubuh hingga epicondylus tegak lurus kaset
• CR : Vertikal tegak lurus
• CP : Pada pertengahan scapulohumeral joint ( 2,5 cm distal dari coracoid process )
• FFD : 100 cm
Read More →Teknik Radiografi Shoulder Joint

Teknik Radiografi Os Scapula

PEMERIKSAAN OS SCAPULA

Dalam anatomi manusia, tulang belikat (bahasa Inggris: scapula, shoulder blade, bahasa Latin: omo) adalah tulang yang menghubungkan tulang lengan atas dan tulang selangka.
scapula membentuk bagian posterior dari gelang bahu. Berbentuk pipih dan seperti segitiga.
Secara anatomis, memiliki dua permukaan (fascia), 3 pinggir (margo), dan 3 sudut (angulus).

ANATOMY OF SCAPULA
Add caption
Scapula dorsal view (left):
1.    Angulus superior
2.    Angulus inferior
3.    Angulus lateralis
4.    Margo superior
5.    Margo medialis
6.    Margo lateralis
7.    Spina scapulae
8.    Fossa supraspinata
9.    Incisura scapulae
10.  Proc. Coracoideus
11.  Acromion
12.  Angulus acromialis
13.  Cavitas glenoidalis
14.  Colum scapulae
15.  Tuberculum infraglenoidale
16.  Fossa infraspinata





Scapula lateral view (left):

1.    1.Facies posterior
2.    Facies costalis
3.    3.. Acromion
4.    Tuberculum supraglenoidale
5.    Proc. Coracoideus
6.    Cavitas glenoidalis
7.    Tuberculum infraglenoidale
8.    Margo lateralis







Scapula ventral view (left):

1. Angulus lateralis
2. Angulus inferior
3. Angulus superior
4. Cavitas glenoidalis
5. Facies articularis acromii
6. Acromion
7. Proc. Coracoideus
8. Incisura scapulae
9. Fossa subscapularis
10. Facies costais
11. Collum scapulae
12. Margo superior
13. Margo medialis
14. Margo lateralis

Teknik Pemeriksaan os Scapula
•    AP Projection
Posisi pasien: Pasien Supine , kemudian di atur Oblique Antero Posterior 30˚ dengan tepi dorsal bahu yang di foto dekat ke kaset
Posisi objek: Lengan atas dan lengan bawah dari tepi yang di foto lurus di samping tubuh dan diatur supine terhadap meja pemeriksaan  bahu yang tidak di foto di ganjal dengan sandbag , tubuh tetap dalam posisi oblique AP 30˚ sehingga memungkinkan scapula yang di foto horizontal.Bahu yang di foto di atur di atas pertengahan kaset  atur penyinaran.
CR      :  Tegak Lurus Film
CP      :  Caput Humerus
FFD   :  90 cm
 KV    :  56 – 62 KV
MA    :  50 – 200 mA
Sec.   :  0,06 – 0,08 sec.
Pasangkan marker R / L pada kaset film
Dilakukan eksposi (pasien tidak boleh bergerak )
 
Kriteria gambar AP Oblique Projection
Tampak gambaran AP os Scapula dengan margo medialis , inferior angle dan margo lateralis.
Bawah overlap dengan rongga thorax




•    Lateral Projection
Posisi Pasien: Pasien ditempatkan atau duduk dalam posisi tegak, menghadapi perangkat grid vertikal. Ketika seorang pasien tidak dapat ditempatkan pada posisi tegak, proyeksi lateral skapula dapat diperoleh dengan menyesuaikan tingkat rotasi tubuh dan penempatan dari lengan rawan posisi terlentang.
Posisi Obyek: Atur pasien dalam posisi miring. Dengan skapula terkena terpusat ke grid. lengan ditempatkan sesuai dengan daerah skapula yang akan ditunjukkan.
1.    Untuk penggambaran tubuh skapula, siku  tertekuk dan tangan diletakkan dada anterior atau posterior pada tingkat yang akan mencegah bayangan humerus dari tumpang tindih yang skapula. Marjuzian 'menunjukkan bahwa lengan dapat disesuaikan di dada bagian atas dengan memegang bahu yang berlawanan.
2.    Untuk demonstrasi proses akromion dan coracoideus, meminta pasien untuk memperpanjang lengan ke atas dan sisanya lengan di kepalanya.
3.    Untuk demonstrasi bersama glenohumeral, untuk membuktikan atau menyangkal dislokasi posterior. McLaughlin merekomendasikan bahwa lengan menggantung di samping tubuh dan disesuaikan untuk memilikinya dilapiskan sayap skapula. Setelah penempatan lengan untuk salah satu dari proyeksi di atas, pegang ketiak dan perbatasan vertebral skapula jempol dan jari telunjuk tangan satu, dan hanya rotasi tubuh untuk menempatkan sayap skapula tegak lurus ke pesawat dari film ini.
CR      : Tegak Lurus dengan film
CP      :  Caput Humerus
FFD  : 90 cm
KV       : 56-62 kv
MA      :  50 – 200 mA
Sec.      :  0,06 – 0,08 sec.
Pasangkan marker R / L pada kaset film
Dilakukan eksposi (pasien tidak boleh bergerak )

Kriteria gambar Lateral Projection
Tampak os clavicula, Acromion, Caput humeri




Klinis :
Fraktur  adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya atau setiap retak atau patah pada tulang yang utuh
Patologi merupakan cabang bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh.

Fraktur
Proses fraktur coracoid (basis) biasanya kominuta, pengungsi dan terlihat pada radiograf AP bahu.
  Cl     =  clavicula
  C     =  coracoid process
  Ac    =  arcomion
  G     =  glenoid

Frakturapat terjadi pada badan, leher, processus akromion dan processus korakoid
Akibat trauma langsung, Gejala nyeri serta pembengkakan pada daerah yang terkena trauma

Pengobatan
Biasanya tidak ada pergeseran yang hebat, pengobatan umumnya hanya bersifat konservatif.

PATOLOGI – WINGING SCAPULA
winging scapula bisa disebabkan karena cedera saraf panjang dada, yang biasanya merupakan hasil dari trauma tumpul pada leher dan atau area bahu.
virus juga bisa mempengaruhi saraf dada panjang menyebabkan winging skapula.
Jika faktor-faktor di atas tidak terjadi , penyebab utama kelemahan dalam serrat anterior adalah ketika otot levator scapula kejang dan diperpendek. Masalah ini ada pada mereka yang sering malas bergerak saat mereka bekerja di depan komputer terutama mereka yang membawa stres di leher mereka.
Dalam winging scapula, sudut perbatasan dan inferior lateral akan menggeser dirinya dari rongga dada. Hal ini dimungkinkan untuk memiliki keduanya kritis dan winging skapula, yang berarti ada peningkatan jumlah disfungsi dalam korset bahu untuk memperbaiki.
Read More →Teknik Radiografi Os Scapula

About Me

Foto saya
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
aku mahasiswa ATRO Muhammadiyah Makassar 2011/2012 :) aku orang'nya tidak sombonk baik hati penyayang & suka membantu orank lain:: warna favorite merah band favorite d'masiv (masivers sejati) aku paling benci sama orang munafik pengecut penghianat egois & emosional