FISSURA ORBITALIS INFERIOR
PROSEDUR PEMERIKSAAN
• Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk teknik radiografi Fissura Orbitalis Inferior (FOI)
• Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan.
• Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, sudutkan tabung sinar x 20 0 – 250 Cranially.
• Kepala posisi prone/ postero anterior, dengan menempatkan dahi dan hidung pasien menempel pada pertengahan garis meja pemeriksaan
• Infra Orbito Meatal Line (IOML) kepala diposisikan tegak lurus dengan meja pemeriksaan dengan mengganjal dahi dengan spon.
• Fiksasi kepala dengan menggunakan bantal pasir dan spon agar tidak berubah posisinya.
• Pertengahan kaset diatur tepat pada jatuhnya sinar X Letakkan Marker R (kanan) atau L (kiri) sesuai posisi objek pada tepi kaset yang tercakup luas lapangan penyinaran.
• Pastikan Central Ray (CR) disudutkan antara 20 0 - 250 Cranially.
• central Point (CP) menembus nasion
• jarak pemotretan (FFD) = 90 cm
• Berikan faktor eksposi (KV, mA, dan Second) sesuai dengan tebal objek kepala.
• Tampak proyeksi Postero
PROSEDUR PEMERIKSAAN
• Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk teknik radiografi Fissura Orbitalis Inferior (FOI)
• Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan.
• Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, sudutkan tabung sinar x 20 0 – 250 Cranially.
• Kepala posisi prone/ postero anterior, dengan menempatkan dahi dan hidung pasien menempel pada pertengahan garis meja pemeriksaan
• Infra Orbito Meatal Line (IOML) kepala diposisikan tegak lurus dengan meja pemeriksaan dengan mengganjal dahi dengan spon.
• Fiksasi kepala dengan menggunakan bantal pasir dan spon agar tidak berubah posisinya.
• Pertengahan kaset diatur tepat pada jatuhnya sinar X Letakkan Marker R (kanan) atau L (kiri) sesuai posisi objek pada tepi kaset yang tercakup luas lapangan penyinaran.
• Pastikan Central Ray (CR) disudutkan antara 20 0 - 250 Cranially.
• central Point (CP) menembus nasion
• jarak pemotretan (FFD) = 90 cm
• Berikan faktor eksposi (KV, mA, dan Second) sesuai dengan tebal objek kepala.
• Tampak proyeksi Postero
HASIL GAMBARAN
• Anterior masing-masing bagian dasar os orbita §FOI tampak terproyeksi diantara bayangan prosesus pterygoidea dan ramus mandibula
• FOI terproyeksi dalam gambar lingkar orbita
• Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri)
FISSURA ORBITALIS SUPERIOR
PROSEDUR PEMERIKSAAN
• Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk praktek radiografi Fissura Orbitalis Superior (FOS) Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan. Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, sudutkan tabung sinar 25 0 Caudally. Letakkan kepala pada posisi prone/ postero anterior, dengan menempatkan dahi dan hidung panthom menempel pada pertengahan garis meja pemeriksaan Orbito Meatal Line (OML) kepala diposisikan tegak lurus dengan meja §Fiksasi kepala dengan menggunakan bantal pasir dan spon agar tidak berubah posisinya. Pertengahan kaset diatur tepat pada level batas bawah orbita (inferior margin).
• Letakkan Marker R (kanan) atau L (kiri) sesuai posisi objek pada tepi kaset yang tercakup luas lapangan penyinaran.
• Pastikan Central Ray (CR) disudutkan 25 0 Caudally.
• Central Point (CP) menembus batas bawah orbita (inferior margin)
• Jarak pemotretan (FFD) = 90 cm
• Berikan faktor eksposi (KV, mA, dan Second) sesuai dengan tebal objek kepala.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
• Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk praktek radiografi Fissura Orbitalis Superior (FOS) Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan. Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, sudutkan tabung sinar 25 0 Caudally. Letakkan kepala pada posisi prone/ postero anterior, dengan menempatkan dahi dan hidung panthom menempel pada pertengahan garis meja pemeriksaan Orbito Meatal Line (OML) kepala diposisikan tegak lurus dengan meja §Fiksasi kepala dengan menggunakan bantal pasir dan spon agar tidak berubah posisinya. Pertengahan kaset diatur tepat pada level batas bawah orbita (inferior margin).
• Letakkan Marker R (kanan) atau L (kiri) sesuai posisi objek pada tepi kaset yang tercakup luas lapangan penyinaran.
• Pastikan Central Ray (CR) disudutkan 25 0 Caudally.
• Central Point (CP) menembus batas bawah orbita (inferior margin)
• Jarak pemotretan (FFD) = 90 cm
• Berikan faktor eksposi (KV, mA, dan Second) sesuai dengan tebal objek kepala.
HASIL GAMBARAN
• Tampak bagian superior os petrosum tepat di atas lingkar bawah (inferior margin) os orbita.
• FOS tampak terproyeksi memanjang (elongasi) di medial orbita di antara gambaran ala magna dan ala parva os sphenoidale. Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri)
• Tampak bagian superior os petrosum tepat di atas lingkar bawah (inferior margin) os orbita.
• FOS tampak terproyeksi memanjang (elongasi) di medial orbita di antara gambaran ala magna dan ala parva os sphenoidale. Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar